Beranda | Artikel
Bisnis Pancake Durian, Dari Menangis Jadi Manis (Kisah Sukses)
Kamis, 1 Oktober 2015

Pasive Income dengan penghasilan puluhan juta rupiah perbulan, reward jalan-jalan keluar negeri, Mobil Gratis, Rumah mewah dan aneka reward lainnya yang diberikan secara gratis oleh perusahaan-perusahaan MLM kepada para distributor yang berprestasi membuat banyak orang tergiur dan memutuskan untuk bergabung membangun bisnisnya diperusahaan Multi Level Marketing (MLM) sebagai Distributor Aktif dengan menjaring New Member sambil memasarkan produk-produknya.

Subakti pria Medan adalah mantan distributor aktif di salah satu perusahaan MLM besar Indonesia asal China. Yang pada akhirnya setelah 5 tahun dibisnis MLM tersebut dia harus tinggalkan hanya untuk mengejar profesi baru yaitu menjadi penjual goreng. Ya.. Penjual Goreng. Pasalnya, pada waktu itu Bakti mendengar ceramah ustadz di Rodja TV tentang bentuk-bentuk muamalah yang dilarang dan diperbolehkan dalam syariat Islam. Dalam penjelasan Ustadz tersebut ternyata ditemukan ada beberapa bentuk jenis transaksi yang tidak sesuai dengan syariat Islam dari bisnis MLM. Dari sanalah dia terus mencari informasi dengan duduk di majelis ilmu dan membeli buku-buku fikih dan muamalah kontemporer untuk menggali tentang hukum seputar bisnis MLM. Akhirnya dia dapati, ternyata memang didalam prakteknya ada beberapa bentuk transaksi yang tidak sesuai dengan syariat Islam.

Lelaki yang baru menginjak 30 tahun ini mulai melakukan koreksi tentang muamalah yang sedang dijalaninya, termasuk pada waktu itu usaha yang dia kelola berupa lembaga kursus komputer dan jasa service komputer yang menggunakan software bajakan. Yang ternyata hal itu tidak diperbolehkan dalam Islam. Hal tersebut semakin membuat bimbang dan keraguan pada kehalalan usahanya tersebut. Akhirnya ditengah keraguan itu dia mendapati sebuah hadis yang berbunyi,

“Sesungguhnya yang halal itu jelas, sebagaimana yang haram pun jelas. Di antara keduanya terdapat perkara syubhat -yang masih samar- yang tidak diketahui oleh kebanyakan orang. Barangsiapa yang menghindarkan diri dari perkara syubhat, maka ia telah menyelamatkan agama dan kehormatannya. Barangsiapa yang terjerumus dalam perkara syubhat, maka ia bisa terjatuh pada perkara haram. Sebagaimana ada pengembala yang menggembalakan ternaknya di sekitar tanah larangan yang hampir menjerumuskannya. Ketahuilah, setiap raja memiliki tanah larangan dan tanah larangan Allah di bumi ini adalah perkara-perkara yang diharamkan-Nya.” (HR. Bukhari no. 2051 dan Muslim no. 1599)

Dari sinilah akhirnya semakin memantapkan untuk beralih profesi dan Hijrah dari Kabupaten kecil Labuhan Batu, Rantau Prapat ke kota besar Medan, tepatnya Deli Serdang. Semua komputer dan perangkat beserta izin penyelenggaraan kursuspun dijual, dan hasil penjualan tersebut ia gunakan untuk melunasi hutang-hutang riba berkedok mudharabah. Diapun mengawalinya dengan berjualan gorengan.

“Berbekal hanya dengan uang 500 ribu rupiah saya beranikan hijrah bersama istri dan dua orang anak ke kota Medan dan tinggal sementara dirumah mertua untuk membangun usaha yang lebih berkah yaitu dengan jualan goreng.” Kenang pria yang mengaku asli Sumatera ini kepada PengusahaMuslim.com

Tapi tenyata tidak semudah membalikkan telapak tangan dan tidak semanis yang dibayangkan, jual gorengpun tidak berjalan seperti yang dia harapkan. Akhirnya bermacam usaha terus dia lakoni dari jualan goreng berubah jadi jual bubur kacang hijau, berganti lagi jual keripik dan rempeyek kacang, pernah juga bakso bakar, singkong gaul dan yang terakhir jual lontong dan nasi gurih. Setelah menjalani semua usaha baru tersebut bukan malah keuntungan yang dia dapatkan, tapi malah hutangpun  bertambah.

Alhasil, dia terpaksa harus mengirit makanan sehari-hari. Bahkan dia sering memakan sebungkus mie instan, itupun harus dibagi bersama empat anggota keluarganya.

“Kadang kami makan dengan mie instant satu bungkus dibagi empat orang. Dan Bukan hanya sekali kondisi seperti ini saya alami, bahkan sering hampir setiap hari diawal hijrah dulu.”

“Dalam kondisi tersebut sering merasa down itu muncul, namun kembali tegar semangat dan bersyukur ketika teringat ternyata ada orang yang lebih parah kondisinya dari saya waktu itu. Diluaran sana banyak orang-orang yang kelaparan berhari-hari tidak makan. Hal inilah yang menjadikan saya tegar melewati setiap kondisi down.” Ujar pria yang mengaku hanya tamatan SMK Otomotif ini.

Belum menyerah, diapun mulai beralih kepenjualan online beberapa produk pakaian batik, kaos, herbal dll. Sampai akhirnya dia juga ikut memasarkan produk khas makanan medan yaitu daging durian beku dan pancake durian Medan. Dari sinilah dia memulai mendapatkan keuntungan penjualan walaupun tidak banyak.

“Alhamdulillah dari hasil ini cukup untuk menafkahi anak istri.”  Imbuh Bakti

Belajar dari pengalaman teman-teman KPMI Medan melalui Group WA (whatsapp) dalam merintis usaha, pada awal Januari 2015 ia memutuskan untuk membagun usaha sendiri dengan menjadi produsen pancake durian dan supplier durian beku.

Waktu awal dari hasil penjualan online dia mampu menyisihkan uang sebesar 1,6 juta. Uang ini ia gunakan untuk membeli freezer bekas seharga 1,3 juta. Setelah dapat Freezer, dia langsung promosi via media sosial dan langsung mendapatkan order senilai 3 juta rupiah, kemudian uang itu ia gunakan lagi untuk produksi pancake durian sendiri.

“Awalnya saya berikan diskon khusus dengan kesepakatan order, transfer, produksi, kirim barang kepada calon pelanggan. Pada waktu itu akhirnya saya dapatkan order senilai 3 jutaan rupiah. Uang inilah yang saya gunakan untuk membeli bahan baku dan peralatan. Produksi pertama saya panggil koki untuk mengolah pancake durian tersebut sehingga kami juga bisa belajar untuk memproduksinya sendiri.”

Bakti merasakan, tidak ada jalan yang mulus mengawali bisnis ini. Beragam komplainpun ia terima dari pelanggan. Namun dari komplain tersebut dia terus belajar memperbaiki kualitas dan pelayanan. Yang pada akhirnya bisa mempekerjakan beberapa orang karyawan. Dan omsetnya makin melejit bak rasa durian yang legit, dia mengklaim mampu menghasilkan 300 juta perbulan. Kini dari usahanya Bakti bisa membangun tempat tinggal sendiri tanpa nebeng mertua lagi.

“Alhamdulillah, 5 bulan berjalan usaha ini, saya bisa membangunkan tempat tinggal kecil untuk anak istri. Sekarang setelah 10 bulan berjalan kami memiliki lebih dari 70 reseller diseluruh Indonesia. Dan beberapa orang Agen serta marketing pemasaran di medan. Omset bulanan penjualan online kami saat ini mencapai 150-300 juta, dengan Profit rata-rata 10-25%.” Kata pria yang hobi membaca ini.

Selain menjadi produsen pancake durian dikota Medan Bakti juga mensupply daging durian beku dan Durian Kupas (durian biji) keseluruh Indonesia. Ia juga memproduksi olahan durian lainnya seperti yang baru-baru ini adalah Hotcool durian.

Saat ini ia lebih menfokuskan  penjualan online dengan pengiriman port to port (cargo bandara) melalui situsnya yang beralamat KampungDurian.com. Untuk mengembangkan usahanya dia membuka peluang bagi yang ingin menjadi reseller dengan syarat mudah. Cukup melakukan order pancake durian atau durian beku dengan jumlah minimal order. Dan bersedia mengambil paket kiriman langsung di cargo di bandara.

Profil Usaha:

Nama: KampungDurian.com (Produsen Pancake Durian dan Durian Kupas)
Pendiri: Subakti
Alamat: Jl. Purwo, Gg. Madrasah II, No 43 Delitua Km. 10,5 Medan. Hp. 081375506499 – 085225670499 – 081277987499

Info: KPMI Medan

Editor: Abu Azzam

PengusahaMuslom.com

SPONSOR dan DONATUR.

  • SPONSOR hubungi: 081 326 333 328
  • DONASI hubungi: 087 882 888 727
  • REKENING DONASI : BNI SYARIAH 0381346658 / BANK SYARIAH MANDIRI 7086882242 a.n. YAYASAN YUFID NETWORK

Artikel asli: https://pengusahamuslim.com/4843-bisnis-pancake-durian-dari-menangis-jadi-manis.html